Sabtu, 19 Desember 2015

Hama dan Penyakit Tanaman Cabai dan Melon


Ulat Tanah

Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

Ulat Grayak

Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak, ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Ulat Buah

Ulat menyerang melon dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Buah yang terserang akhirnya berlubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kutu Daun

Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kutu Kebul

Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Kumbang Kuning

Tanaman melon menjadi inang dari kumbang ini, kumbang berwarna kuning dengan seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

Lalat Buah

Lalat buah menyerang buah melon dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah, kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat (sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil. Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotanmenggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

PENYAKIT TANAMAN MELON

Rebah Semai

Rebah semai biasa menyerang tanaman melon pada fase pembibitan. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada kemasan.

Layu Bakteri

Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.

Layu Fusarium

Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis sesuai pada kemasan.

Busuk Phytopthora

Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

Antraknosa

Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua, disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

Virus

Virus merupakan penyakit yang sangat berpotensi menimbulkan kegagalan terutama pada musim kemarau. Gejala serangan umumnya ditandai dengan pertumbuhan tanaman yang mengerdil, daun mengeriting dan terdapat bercak kuning kebasah-basahan. Penyakit virus sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya. Penyakit ini ditularkan dari satu tanaman ke tanaman lain melalui vektor atau penular. Beberapa hama yang sangat berpotensi menjadi penular virus diantaranya adalah kutu kebul, kutu daun, thrips dan tungau. Manusia dapat juga berperan sebagai penular virus, baik melalui alat-alat pertanian maupun tangan terutama pada saat perempelan. Beberapa upaya penanganan virus antara lain : membersihkan gulma (karena gulma berpotensi menjadi inang virus), mengendalikan hama/serangga penular virus, memusnahkan tanaman yang sudah terserang virus, kebersihan alat dan memberi pemahaman kepada tenaga kerja agar tidak ceroboh saat melakukan penanganan terhadap tanaman.

STRATEGI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MELON

Penyemprotan pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di atas setiap melakukan penyemprotan, jangan menggunakan bahan aktif yang sama secara berturut-turut. Tanaman melon merupakan tanaman yang tahan terhadap serangan hama penyakit, sehingga penyemprotan dapat dilakukan 1 minggu sekali atau sesuai kebutuhan. Jadi penggunaan pestisida dapat dihemat.

Hama dan penyakit pada tanaman melon tidak jauh berbeda dengan tanaman dari keluarga Cucurbitaceae lainnya. Namun ada ssatu penyakit yang sangat ditakuti oleh petani melon. Yaitu penyakit layu fusarium, penyakit ini disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum yang menginfeksi perakaran. Pada tanaman melon, layu fusarium dapat menyerang ribuan tanaman dalam waktu yang singkat.
Baca : Mencegah Layu Fusarium Pada Tanaman Melon
Berikut adalah hama dan penyakit tanaman melon serta cara mengatasinya ;

1.    HAMA PADA TANAMAN MELON

a).    Jangkrik/Gangsir : Jangkrik/gangsir menyerang dengan memakan pangkal batang, terutama pada tanaman muda. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diarea tanaman dan menutup lubang mulsa disekitar tanaman dengan tanah atau potongan bambu. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida misalnya, curacron, decis, santoat atau regent.

b).    Penggerek Daun : Menyerang daun tanaman hingga batang tanaman muda, menyebabkan daun berlubang dan hanya menyisakan tulang daun. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menanam dilokasi yang jauh dari tanaman terong, gambas, timun, semangka dan tanaman sejenis lainnya. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan curacron atau regent.

c).    Ulat Grayak : Ulat grayak memakan daun terutama daun muda hingga batang muda. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida misalnya santoat, curacon atau regent.

d).    Ulat Tanah : Ulat tanah aktif pada malam hari, menyerang pangkal batang hingga daun. Dapat dikendalikan dengan penyemprotan prevathon atau curacron. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari.

e).    Lalat Buah : Lalat buah menyerang buah yang masih kecil dengan cara memasukkan telur kedalam buah. Setelah telur-telur lalat buah menetas menjadi larva ia akan memakan daging buah dan menyebabkan buah menguning, busuk dan akhirnya rontok. Pengendalian dapat dilakukan dengan memasang perangkap lalat buah dan penyemprotan insektisida yang berbau tajam misalnya curacron atau santoat.

f).    Aphids dan Trhips : Keduanya merupakan hama jenis kutu-kutuan yang menyerang daun tanaman muda dengan cara menghisap cairan daun dan menyebabkan daun mengkerut atau keriting. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan dan membersihkan tanaman inang. Penyemprotan dapat dilakukan dengan akarisida berbahan aktif abamectin misalnya bamex, demolish atau agrimec.

g).    Kumbang Daun : Hama ini menyerang pada malam hari dengan sasaran daun dan bunga, menyebabkan daun dan bunga menjadi bolong-bolong. Dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif diafentiuron, tiodikarb, profenofos atau metidation.

h).    Kutu Kebul : Kutu kebul (Bemisia tabaci) menyebabkan kerusakan pada daun berupa bercak nekrotik pada daun akibat rusaknya sel-sel dan jaringan daun. Kutu kebul juga merupakan vektor utama virus gemini yang menyebabkan penyakit bulai. Dapat dikendalikan dengan membuang tanaman yang terinfeksi dan penyemprotan akarisida berbahan aktif abamektin (misalnya alfamex. bamex, demolish atau agrimec).

2.    PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

a).    Rebah Semai : Atau dumping-Off yang terjadi pada semaian, ditandai dengan gejala batang berwarna coklat, rebah dan kemudian mati. Dapat dicegah dengan aplikasi fungisida karbendazim pada benih atau disemprot dengan fungisida antracol.

b).    Layu Fusarium : Disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum. Gejala terlihat jika ada tanaman yang tampak segar dipagi hari dan layu pada siang hari, kemudian segar kembali pada sore hari. Gejala ini berlangsung selama beberapa hari hingga akhirnya mati. Pencegahan dilakukan dengan penggunaan benih yang tahan terhadap cendawan Fusarium oxysporum, penggunaan mulsa plastik agar tidak terlalu lembab, drainase yang baik, rotasi tanaman dan aplikasi trichoderma. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang tanaman terserang dan pengocoran trichoderma atau pengocoran fungisida.

c).    Antraknosa : Gejala terlihat jika terdapat bercak-bercak coklat pada daun dan akhirnya berubah warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Jika menyerang buah menyebabkan busuk buah ditandai dengan adanya bulatan berwarna merah jambu dan lama kelamaan akan meluas. Pengendalian dilakukan dengan cara membuang jauh buah yang terserang dan penyemprotan dengan fungisida antracol, Bion M, dithane dll.

d).    Layu Bakteri : Ditandai dengan adanya tanaman yang layu permanen, jika batang dipotong melintang terlihat pembuluh xylem menghitam. Pengendalian dilakukan dengan mencabut dan membuang tanaman terinfeksi dan penyemprotan bakterisida, misalnya agrimicin.

e).    Embun Tepung (Powdery mildew) : Gejala terlihat dengan adanya daun dan batang yang dilapisi semacam tepung berwarna putih. Jika menyerang seluruh daun dan batang, daun dan batang menjadi coklat dan mengkerut. Tanaman menjadi lemah dan kerdil karena pertumbuhan terhambat. Dapat dikendalikan dengan memusnahkan tanaman terserang dan penyemprotan fungisida berbahan aktif benomyl, pradimefon, oksitioquinoks dan tembaga.

f).    Penyakit Virus WMV (Water Melon Virus) : Serangan virus ini ditandai dengan adanya daun yang melepuh, belang-belang, daun berubah bentuk dan menkerut, pertumbuhan kerdil dan terdapat rekahan membujur pada batang. Dikendalikan dengan cara memusnahkan tanaman terinfeksi, rotasi tanaman dan mengendalikan aphids dan thrips sebagai vektornya dengan penyemprotan demolish, agrimec, alfamex atau bamex.

g).    Bercak Daun : Ditandai dengan adanya bercak-bercak hitam kecoklatan berbentuk bulat dan menyebar hingga daun mengering. Bercak daun merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh cendawan patogen. Pencegahan dilakukan dengan melakukan pergiliran tanaman, menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu lembab. Perlakuan kimiawi dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida antracol, starmyl, dithane atau score.

Demikian tentang hama dan penyakit tanaman melon serta cara mencegah dan mengendalikannya. Semoga bermanfaat…


HAMA DAN PENYAKIT YANG SERING MENYERANG TANAMAN CABAI DAN PENGENDALIANNYA20 Februari 2015, 12:37:00 / Artikel Pertanian / Hits : 7311 / Posted by

Susmawati
Widyaiswara Muda

Abstrak

Komoditas hortikultura mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, sehingga usaha agribisnis hortikultura (cabai) dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik berskala kecil, menengah maupun besar, karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi. Berkurangnya produksi cabai dalam negeri banyak dipengaruhi oleh banyaknya jenis hama antara lain: hama lalat buah, hama thrip dan hama kutu daun.  Sedangkan penyakit cabai antara lain : penyakit Antraknosa (Patek), Layu fusarium dan penyakit busuk batang, akar dan buah. Pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai dapat dilakukan secara teknis, mekanis dan kimiawi.
Kata Kunci : hama, penyakit dan cara pengendalian tanaman cabai

HAMA YANG SERING MENYERANG TANAMAN CABAI

1.    Hama Lalat Buah
             Hama Lalat buah (Bactrocera dorsalis, B. cucurbitae, B. carambolae) ini dapat bersumber dari buah yang terinfeksi, adanya kepompong di dalam tanah, dari tanaman inang seperti mentimun, belimbing, maupun berasal dari tanaman cabe berdekatan yang sudah terserang. Serangan hama ini dapat menyebabkan buah menjadi rontok dan dapat menyebabkan kita gagal panen.
Pengendalian. 1) gunakan perangkap lem lalat buah, yaitu  metilat Plus yang berbahan aktif metil eugenol yang sangat efektif untuk menarik perhatian lalat buah jantan; 2) gunakan buah-buahan seperti nangka, timun yang aromanya disenangi lalat buah, campur dengan insektisida bahan aktif metomil; 3)semprot tanaman cabe menggunakan pestisida insektisida berbahan aktif deltametrin, dimehipo, kartophidroklorida, klorpirifos, metomil, profenofos, atau sipermetrin.    

2.    Hama  Thrips  atau Trips
Ciri-ciri dari tanaman cabe yang terserang trips pada daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
Pengendalian : Pengendalian secara  teknis  dengan memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini. Penyemprotan pestisida insektisida aktif abamektin(
, asetamiprid, imidakloprid, klorfenapir, lamdasihalotrin, sipermetrin, atau tiametoksam.

3.    Hama Kutu Daun
Kutu daun tanaman cabe adalah Myzus Persiceae. Kutu ini mengisap cairan tanaman cabai terutama pada daun muda, kotorannya manis sehingga meggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami klorosis (kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman cabai menjadi kerdil.

Pengendaliannya :Pengendalian secara teknis, petik dan musnahkan daun-daun yang sudah terserang.  Hindari menanam cabe yang berdekatan dengan tanaman semangka, melon dan kacang panjang, penggunaan mulsa perak juga cukup efektif untuk mengendalikan hama ini., Pengendalian hama ini dengan penyemprotan pestisida insektisida bahan aktif abamektin, asetamiprid, imidakloprid, klorfenapir, lamdasihalotrin, sipermetrin, atau tiametoksam

PENYAKIT  YANG SERING MENYERANG TANAMAN CABAI
1.    Penyakit Antraknosa (Patek)
                 Penyakit antraknosa disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Gloeosporium piperatum. Sumbernya dapat berasal dari sisa tanaman sakit atau dari benih yang sudah terinfeksi.  Akibatnya serangan dapat terjadi mulai pada fase pembibitan.  Penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa serangan menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, serangan pada buah akan menyebabkan buah menjadi busuk seperti terbakar.

Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan  secara kimiawi semprotkan fungisida sistemik, contoh bahan aktifnya seperti benomil, difenokonazol, karbendazim, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak bahan aktif azoksistrobin, klorotalonil, atau mankozeb.
2.    Penyakit  Layu Fusarium (Fusarium oxysporum)
Cendawan ini berasal dari spesies Fusarium oxysporum. Layu fusarium dapat bersumber dari sisa  tanaman sakit atau tanah.  Penularan dapat melalui aliran air dan tanah. Tanaman cabai terserang mengalami kelayuan dimulai dari daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Secara umum penyakit layu fusarium mirip dengan penyakit layu bakteri 
Pengendalian : Pengendalian penyakit Fusarium oxysporum diantaranya meningkatkan pH tanah, penggiliran tanaman, memusnahkan tanaman cabai terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabai, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida. Sebagai pencegahan, saat persiapan lahan berikan trichoderma.
3.    Penyakit Busuk Batang, Akar dan Buah
            Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk batang dan busuk kuncup. Busuk batang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat
       Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.

Pemicu perkembangan penyakit ini dapat berupa :
•    drainase yang kurang baik
•    penggunaan pupuk N (Urea) yang  terlalu tinggi
•    pupuk kandang tidak matang
•    banyak nematoda
•    sebelumnya lahan ditanam cabe atau mentimun
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan Nitrogen seperti urea dan ZA, mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang sudah terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar.

sumber : dari berbagai sumber

Produk Syngenta dan Bayer

INSEKTISIDA :

Virtako = klorantraniriprol 100 g/l + tiometoksam 200 g/l = Penggerek batang, Hama putih palsu dan wereng coklat

Ampligo = Klorantraniriprol 100 g/l + lamdasihalotrin 50 g/l

Agrimex = abamektin 18,4 g/l = Thrips, kutu daun, penggerek daun, ulat grayak, penggulung daun, perusak daun, penggerek polong, penghisap polong, pengorok daun

1Actara = tiometoksam = wereng

Atabron = klorfluazuron 50 g/l = ulat grayak, perusak buah, kutu daun, penggerek polong, ulat kilan, perusak buah, penggerek pucuk, penggulung daun, penghisap polong, ulat api, ulat buah

Plenum = pimetrozin 50 % = Wereng coklat, wereng punggung
putih, wereng hijau, kepinding tanah, walang sangit

Curaccron

FUNGISIDA :

Score = difenokonazole 250 g/l = bercak daun, busuk dan antraknosa/Pathek

Amistartop =  azoxistrobin 200 g/l + difenokonazole 125 g/l = bercak ungu, antraknosa, bercak daun, busuk buah, akar gada, embun bulu, hawar pelepah, bercak kering, karat, embun tepung

Filia = propikonazol 125 g/l + triziklzol 400 g/l = Blast pada padi
Bion-M

HERBISIDA :

Gramoxone = parakuat diklorida 276 g/l

Touchdown = kalium glifosat 620 g/l = Herbisida sistemik purna tumbuh

PRODUK PT. BAYER

PT. Bayer

PRODUK :

HERBISIDA :
Rumpas 120 EWFUNGISIDA :
Antracol 70 WPTrivia 73 WP

iNSEKTISIDA :
Confidor 5 WPConfidor 350 ESDecis 2,5 ECCurbix 95 ECDestilloLarvin 75 WPBaylucide 250 ECBuldok 25 ECBaycarb 500

ECMOLUSKISIDA :
Bayluscide 250 EC  (niklosamida 250 g/l)
sumber : dari berbagai sumber

Pestisida dan Sasaran Hama Penyakitnya


• Serangan Tikus (memakan buah)
1. Sasaran adalah buah yang mulai menguning/masak dengan gejala buah bagian bawah rusak dan sisa buah tercecer ditanah.
2. Waktunya pada malam hari.
3. Pengendalaian,
- Tanaman liar di sekitar kebun dibersihkan.
- Parit digenangi air.
- Diberi umpan beracun.

• Serangan Siput/Bekicot (memakan batang tanaman muda) :
1. Sasaran adalah batang tanaman muda dengan gejala batang tanaman putus (seperti di potong)
2. Waktunya pada malam hari
3. Pengendalian,
- Ditebar sekam mentah di sekeliling lahan budidaya.
- Gunakan bahan kimia dengan merk dagang Metadek, Metocol dan Mesurol 50 WP.

• Serangan Thrips parvispinus (menghisap cairan tanaman).
1. Sasaran adalah daun tunas daun, bunga dan buah dengan gejala keriting dan tanaman menjadi kerdil.
2. Waktunya pada pagi dan sore hari. Disiang hari bersembunyi di celah-celah daun pucuk yang belum membuka.
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Tetrin 30 EC, Kanon 400 EC, Actara 25 WG, Curracron 500 EC, Agrimec 18 EC, Supracide 40 EC.

• Serangan Kutu Daun/Aphis gossypii (menghisap cairan daun),
1. Sasaran adalah pucuk tanaman dengan gejala pucuk tanaman mejadi keriting.
2. Waktunya pada siang hari
3. Pengendalian,
- Pangkas daun yang terserang lalu musnahkan/dibakar.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Actara 20 WG, Curracron 500 EC. Supracide 40 EC, Tetrin 30 EC, Marshall 200 EC,

• Serangan Kumbang daun/Aulacophora sp./Oteng-oteng (pemakan daun),
1. Sasaran adalah jaringan perakaran sampai pangkal batang pada stadia larva dengan gejala tanaman menjadi layu dan pada stadia dewasa memakan daun dengan gejala bekas gigitan pada daun berbentuk lingkaran.
2. Waktunya pada siang hari.
3. Pengendalian,
- Penyemprotan dan pengecoran menggunakan beberapa insektisida, seperti Actara 3,5 gr/17 liter, Larvin 75 WP, Orthene 75 SP, Curacron 500 EC, Pegassus 500 EC, Supracide 40 EC, Trichtorphon dan Carbaryl.

• Ulat Daun Spodoptera litura/Palpita/ulat jengkal/ulat grayak
1. Sasaran adalah daun dengan gejala daun menggulung dan berlubang-lubang akhirnya meranggas.
2. Waktunya siang hari.
3. Pengendalian,
- Agrimec 5 ml/17 liter, Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Curacron 500 EC, Buldok 25 EC.

• Lalat Buah/Dacus sp./Bactrocera cucurbitae. (menghisap cairan buah)
1. Sasaran buah dari mulai pembentukan buah sampai buah matang dengan gejala timbul bercak bulat hitam bekas tusukan dan menyimpan telur, kemudian buah membusuk di dalam karena jamur ikut berkembang.
2. Waktu pada siang hari
3. Pengendalian,
- Buah yang terserang dimusnahkan/dibuang
- Bungkus buah dengan kertas/kantong plastic
- Gunakan bahan perangkap/atraktan (mis. Metyl eugenol) di oleskan di dalam bekas botol aqua yang dasarnya sudah dipotong.
- Semprotkan ke tanaman beberapa insektisida, seperti Supracide 40 EC, Curacron 500 EC,
• Ulat Buah Heliothis armigera -> Curracron 500 EC, Supracide 40 EC.
• Tungau/Tetranychus cinnabarinus/Hemitarsonemus latus. (menghisap cairan daun).
1. Sasaran adalah daun denga gejala daun melengkung dan terpelintir, berwarna kuning atau coklat. Bagian bawah daun berwarna abu-abu dengan jarring halus dan terdapat sekumpulan titik-titik berwarna kuning, oranye atau merah.
2. Waktu siang hari
3. Pengendalian,
- Mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
- Semprot tanaman dengan beberapa insektisida, seperti Mitisun 570 EC, Omite 570 EC, Antimit 570 EC, Samite 135 SC, Marshall 200 EC, Applaud 100 EC, Pegassus 500 SC, Oberon 240 SC. Dan kocor dengan akarisida Meothrin 50 EC, Mitac 200 EC.

• Serangan Nematoda/Melodogyne sp. (menghisap cairan akar).
1. Sasaran adalah bagian bawah tanaman (akar, pangkal batang) dengan gejala tanaman seluruhnya layu di siang hari dan pada pagi serta sore hari daun kembali segar, beberapa hari kemudian tanaman mati. Akar tanaman benjol/bengkak/berbintil. Bilamana tanaman dicabut pada pangkal batang/akar tanaman akan terlihat binatang kecil seperti cacing (pj 0,5 - 4 Mm) menempel atau berada dalam pangkal batang.
2. Waktu -
3. Pengendalian,
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan ditabur dengan salah setu jenis fungisida berbahan aktif karbofuran (Furadan 3 G dan Curaterr 3 G), Natrium metam (Nupam 370 AS), Fenamifos (Nemacur 10 G) dan Rhocap 10 G.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dan diseling dengan cara ditabur disekitar lubang tanam.

III. Jenis Fungisida dan Sasaran Penyakitnya (Jamur dan Bakteri)

• Embun Tepung (Erysiphe cichoracearum)
Gejala serangan : spora jamur yang disebarkan oleh angin dengan gejala terdapat bercak-bercak putih seperti tepung pada sisi bawah daun dan membesar menutupi daun. Pada bagian atas daun tampak bercak nekrosis kekuningan.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Rubigan 120 EC, Bavistin 50 WP, Derosal 60 WP, Afugan 300 EC, Calixin 750 EC.

• Embun Bulu/Downy mildew/busuk daun/Pseudoperonospora Cubensis.
Gejala serangan : bercak-bercak warna kuning agak bersudut yang mengikuti tulang daun/dibatasi tulang daun dan akhirnya menjadi ke coklat-coklatan/mengering (dibalik daun terlihat spora berwarna kelabu)
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Dithane 80 DWG, Previcure-N, Anvil 50 EC, Manzate 200

• Bercak Daun (Cercospora spp.)
Gejala serangan : Bercak-bercak bulat kecil pada daun dengan warna dibagian dalam lingkaran selalu berbeda dengan tepi lingkaran, ditengah berwarna pucat sampai putih dan tepinya berwarna lebih tua. Bercak akan meluas hingga mencapai diameter 0,5 cm. Selain menyerang daun juga menyerang batang dan tangkai daun.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Daconil 75 WP, Trineb 80 WP, Velimex 80 WP, Promaneb 80 WP, Bavistin 50 WP, Score 250 EC, Antracol 70 WP.

• Bercak Bakteri (Pseudomonas lachrymans)
Gejala serangan : Tampak bintik-bintik berwarna coklat ditengah dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan, gejalanya dapat dilihat di permukaan daun sebelah atas. Di buah gejalanya ditandai adanya bercak coklat.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan bakterisida (Agrept atau lainnya). Menekan perkembangan bakteri dengan beberapa fungisida -> Cupravit OB 21, Kocide 60 WDG, Trimiltox.

• Antraknose (Colletotrichum lagenarium)
Gejala serangan : Serangan pada daun berupa bercak bulat coklat muda selanjutnya menyatu dan menjadi coklat tua sampai hitam. Pada keadaan lembab cendawan membentuk badan buah dalam lingkaran-lingkaran berwarna merah jambu. Pada buah terlihat bercak-bercak berbentuk coklat tua (spora merah jambu), fifik buah menjadi lunak dan membusuk
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fingisida, seperti Champion 77 WP, Funguran 80 WP, Benstar 50 Wp, Benlate, Bavistin 50 WP, Antracol 70 WP.
Catatan : Tidak boleh dicampur penggunaan fungisida berbahan aktif benomyl dengan fungisida berbahan aktif benzimidazole atau methylthiophanate/Topsin 500 F

• Busuk daun Phytophthora infestans dan buah Phytophthora spp.
Gejala serangan : Bercak-bercak kecil di tepi daun tidak beraturan berwarna coklat kemudian menyebar ke seluruh daun. Terlihat warna coklat kebasahan memanjang di batang dan paada buah ditandai bercak kebasahan coklat kehitaman, lunak dan akhirnya meluas menyebabkan buah membusuk.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Previcure-N, Delsene MX 80 WP, Sandovan MZ, Vandozeb 80 WP.

• Keresek (Didymella sp.)
Gejala serangan : Daun "mengerupuk", cabang dan pangkal batang mengeluarkan lendir.
Pengendalian : Semprot tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Bavistin 50 WP, Champion 77 WP, Antracol 70 WP, Topsin 500 F.

• Layu tanaman karena cendawan Fusarium (Fusarium sp.)
Gejala Serangan :
- Pada saat persemaian bibit gagal muncul ke permukaan media tanam/mati, walaupun tumbuh akan terhambat/kerdil.
- Pada tanaman dewasa daun menjadi pucat dan daun layu secara bertahap dimulai dari bagian bawah tanaman ke atas dan akhirnya keseluruhan daun layu, mongering dan mati.
- Pada batang terdapat goresan (nekrotik) dan berwarna merah jambu dan bila batang dibelah tampak berwarna coklat..

Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.

Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6-7),
- Waktu perendaman benih (larutkan dengan air) dan penyemaian (disemprot) dengan salah satu jenis fungisida berbahan aktif benomyl seperti Agrosid 50 SD, Banlate, Masalgin 50 WP, Benstar 50 WP, Champion 77 WP, Funguran 80 WP.
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot dengan salah setu larutan fungisida diatas.
- Perlakuan tanaman adalah pada saat ngecor pupuk (dicampur/diaduk dengan pupuk), penggunaannya dengan salah satu jenis fungsida di atas setiap 5 hari sekali (jadwal pemupukan).
- Tanaman yang terserang dicabut dibuang ketempat yang aman atau di bakar, bekas lubang tanaman di tabur kapur.

• Layu tanaman karena bakteri (Pseudomonas sp.);
Gejala Serangan,
- Daun tanaman seluruhnya layu dimulai dari daun atas terus ke bawah, dan daun muda menjadi coklat tua dan akhirnya mongering serta batang basah membusuk (dari gejala serangan sampai tanaman mati sekitar 2 - 3 hari).
- Bilamana pangkal batang tanaman dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket.
Penyebab Serangan,
- Pemupukan N terlalu tinggi.
- PH tanah asam.
- Drainase kurang baik.
Pengendalian,
- Pemberian kapur pada saat pemupukan dasar untuk mendapatkan PH tanah normal (6-7).
- Setelah penaburan/penebaran pupuk kandang/kompos seluruh bedengan disemprot dengan salah satu bakterisida seperti Agrept 20 WP, Agrimycine dan bakteristatic seperti Kasumin 5/75 WP, Champion 77 WP dan Funguran 80 WP.
- Waktu perendaman benih (larutkan dalam air) dan penyemaian (semprotkan) dengan salah satu larutan bakterisida di atas.
- Campurkan dengan pupuk pada saat ngecor dengan salah satu jenis bakterisida secara berselang-seling antara bakterida dan bakteristatik di lakukan pada setiap pengecoran (5 hari sekali).

• Layu tanaman karena cendawan busuk pangkal batang (Mycosphaerella melonis)
Gejala Serangan,
- Pangkal batang mula-mula seperti tercelup minyak, kemudian keluar lendir berwarna merah coklat.
- Tanaman tiba-tiba layu dan mati dan disekitar tanah perkaran ditemui benang-benang halus(miselium) berwarna putih.

Pengendalian,
- Tanaman yang terserang dimusnahkan/dibakar
- Kocor tanaman dengan beberapa fungisida, seperti Nordox 56 WP, Champion 77 WP, Funguran 80 WP, Cefka 97 SP, Kasumin 5/75 WP, Cupravit OB 21, Vandozeb 80 WP, Delsen MX 80 WP, Ridomilgold MZ 4/64 WP, Antila 80 WP, Manzate 200.
K e s i m p u l a n.

- Identifikasi dan catat sedini mungkin ketidak normalan pertumbuhan tanaman, apakah gejala tersebut akibat kekurangan/kelebihan nutrisi, hama, penyakit atau perubahan factor lingkungan (cuaca dan sumber air) yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

-  Ambil tindakan secepatnya sesuai dengan sasaran yang sudah teridentifikasi untuk menekan kerusakan tanaman yang lebih besar. .
Sumber:Dinas Pertanian & Kelautan

Merk Dagang Pestisida dan Bahan Aktif

1. AKARISIDA :
Fenpropatrin : Meothrin 50 EC     
Propargil : Mitisun 570 EC

2. BAKTERISIDA
Streptomisin sulfat : Plantomycin 7 SP
Oksitetrasiklin : Bactocyn 150 AL          Kasugamisin hidroklorida : Kasumin 5/75 WP

3. FUNGISIDA:
Tembaga hidroksida : Cobox, Kocide 77
Tembaga oksi sulfat : Kuproxat 345 F
Metalaksil : Rampart 25 WP, Saromyl 35 SD, Starmyl 25 WP
Validamisin A : Validacin 3 AS, Benomil , Benlok 50 WP, Benstar 50 WP, Masalgin 50 WP
Karbendazim : Delsene MX 80 WP
Metil tiofanat : Topsin M 70 WP, Judo 70 WP
Iprodion : Rovral 50 WP
Iminoktadin tris : Belkute 40 WP
Epoksikonazol : Opus 75 EC
Maneb : Detanneb 80 WP, Phycozan 70 WP, Pilaram 80 WP, Promaneb 80 WP
Metiram                                Polycom 80 WP
Tiram                                      Tiflo 80 WP

Ziram                                      Ziflo 90 WP

Mankozeb                             Actozeb 80 WP

                                                Amcozeb 80 WP

                                                Antila 80 WP

                                                Bazoka           80 WP

                                                Detazeb 80 WP

                                                Dithane M-45

                                                Indothane 80 WP

                                                Manzate 200

                                                Manteb 80 WP

                                                Nitan 80 WP

                                                Polaram 80 WP

                                                Raksasa 80 WP

                                                Sidazeb 80 WP

                                                Tanzeb 80 WP

                                                Victory 80 WP

                                                Victory mix 8/64 WP

                                                Vondozeb 80 WP

                                              

Fenamidon                           Pitora 10/50 WG

Klorotalonil                            Daconil 500 F

                                                Daconil 75 WP

                                                Octanil 75 WP

                                                Wendry 75 WP

Propamokarb-                                   Previcur-N

Hidroklorida

Propineb                                Antracol 70 WP

                                                Aurora 70 WP

                                                Supracol 70 WP

Iprovalikarb                           Melody Duo 66,8 WP

Dimetomorf                           Acrobat 50 WP

Asibenzolar-s-metil             Bion-M 1/48 WP

Bupirimat                               Nimrod 250 EC

Fenarimol                              Rubigan 120 EC

Azoksistrobin                        Amistar top 325 SC, Amotan 250 SC

Mefenoksam                         Ridomil Gold MZ 4/64 WG

                                                Ridomil Gold 350 ES

Fenbukonazol                         Indar 240 F

Heksakonazol                          Anvil 50 SC

                                                Danvil 50 SC

                                                Heksa 50 SC

Propikonazol                         Golex 250 EC

Tebukonazol                         Folicur 250 EC

                                                Folicur 25 WP

Triadimefon                          Bayleton 250 EC

                                                Clinten 250 EC

Flusilazol                               Nustar 400 EC

Asam fosfit                            Folirfos 400 AS

Difekonazol                          Amistartop 325 SC

                                                Score 250 EC

Simoksanil                            Curzate 8/64 WP

                                                Curci 10 WP

                                                Victory Mix 8/64 WP

Dazomet                                Basamid G

Tricoderma                            Anfush

4. HERBISIDA:

BAHAN AKTIF                      NAMA

Parakuat diklorida                Bravoxone 276 SL

                                                Gramoxone

                                                Kingquat 280 SL

                                                Noxone 297 AS

Oksifluorfen                          Goal 2 EC

                                                Gol-ok 2 EC

Kalium MCPA                      Agroxone 4

                                                Rambasan 400 AC

2.4-D dimetil amina             Indamin 720 HC

Iso propil amina glifosat     Amiphosate 480 SL

                                                Basmilang 480 AS

                                                Bionasa 480 AS

                                                Bio Up 490 SL

                                                Indofos 480 AS

                                                Konup 480 SL

                                                Proris 240 AS

                                                Penta up-z

Rambo 480 AS

                                                Crash 480 AS

                                                Roll-up 480 SL

                                                Roundup 486 AS

                                                Sandoup 480 SL

Sidafos 480 AS

Mono ammonium glifosat  Bionasa 75 WSG

Metil metsulfuron                 Ally 20 WDG

                                                Allyplus 77 WP

                                                Metafuron 20 WDG

Triasulfuron                          Logran 20 WG

5. INSEKTISIDA:

Emamektin benzoate                      Proclaim 5 SG

                                                Prothol 10 EC

Abamectin                             Agrimec 18 EC

                                                Aspire

Bamex 18 EC

                                                Calebtin 18 EC

                                                Demolish 18 EC

                                                Kiliri 20 EC

                                                Promectin 18 EC

                                                Wito 4 EC

Fipronil                                  Regent 0.3 G

                                                Regent 50 SC

BPMC (fenobukarb)                        Baycarb 500 EC

                                                Benhur 500 EC

                                                Dharmabas 500 EC

                                                Emcindo 500 EC

                                                Hopcin 50 EC

                                                Karbasin 500 EC

                                                Pentacarb 500 EC

                                                Sidabas 500 EC

Karbaril                                  Indovin 85 SP

                                                Sandovin 85 WP

                                                Sevin 85 S

Karbofuran                            Dharmafur 3 G

                                                Furadan 3 G

                                                Hidrafur 3 G

                                                Petrofur 3 G

                                                Primafur 3 G

                                                Trufer 3 G

Karbosulfan                          Marshal 5 G

                                                Marshal 25 ST

                                                Marshal 200 EC

                                                Marshal 200 SC

Merkaptodimetur                  Mesurol 50 WP

MIPC (isoprokarb)                Ancin 50 WP

                                                Mipcinta  50 WP

Kartap hidroklorida              Kardan 50 SP

                                                Padan 50 SP

Metomil                                  Lannate 25 WP

                                                Lannate 40 SP

                                                Metindo 25 WP

                                                Myltop 25 WP

Tiodikarb                                Larvin 75 WP

Dimehipo                              Bajaj 450 WSC

Dipho 290 AS

                                                Manuver 400 WSC

                                                Spontan 400 WSC

                                                Vista 400 WSC

Imidakloprid                          Avidor 25 WP

                                                Abuki 50 SL

                                                Amirid

                                                Caleb tsan 28 EC

                                                Confidor 5 WP

                                                Confidor 200 SL

                                                Delouse 200 SL

                                                Imidasal 10 WP

                                                Imidor 50 SL

                                                Neptune 25 WP

Winder 100 EC

Wingran 0,5 G

Asefat                                     Dafat 75 SP

                                                Lancer 75 SP

                                                Orthene 75 SP

Dimetoat                                Danadim 400 EC

                                                Dimacide 400 EC

                                                Kanon 400 EC

Fention                                  Lebaycid 400 EC

Formotion                              Elsan 60 EC

Triazofos                                Raydent 200 EC

Malation                                 Fyfanon 440 EC

Profenofos                            Biocron

Curacron 500 EC

                                                Callicron 500 EC

                                                Detacron 500 EC

                                                Pentacron 500 EC

                                                Profile 430 EC

                                                Rumba 500 EC

                                                Tabard 500 EC

Karbosulfan                          Taurus 200 EC

Diazinon                                Diazinon 60 EC

                                                Sidazinon 600 EC

Klorfenapir                            Rampage 100 EC

                                                Rampage 100 SC

Poksim                                   Catleya 500 EC

                                                Fokker 500 EC

                                                Destan 400 EC

Metidation                             Supracide 25 WP

Klorpiripos                             Basban 200 EC

                                                Clobber 200 EC

                                                Dursban 20 EC

                                                Kresban 200 EC

                                                Nurelle D 500/50 EC

                                                Posban 200 EC

Alfa sipermetrin                    Amethyst 40 EC

                                    &nosp;           Army

                                                Bestox 50 EC

                                                Cyborg 15 EC

                                                Fastac 15 EC

                                                Kejora 15 EC

Beta sipermetrin                   Beta 15 EC

                                                Chix 25 EC

Beta siflutrin                         Buldok 25 EC

                                                Raydock 28 EC

Bifentrin                                 Talstar 25 EC

Deltametrin                           Decis 2,5 EC

                                                Marcis 25 EC

                                                Naichi 25 EC

                                                Oscar 25 EC

Esfenvalerat                         Sumialpha 25 EC

Fenvalerat                             Fenkill 200 EC

                                                Sidin 50 EC

Fenpropatrin                         Meothrin 50 EC

Permetrin                              Meriam 50 EC

                                                Methrisida 100 EC

                                                Pounce 20 EC

                                                Pentatrin 20 EC

                                                Prego 20 EC

Sipermetin                            Arrivo 30 EC

                                                Arfo 30 EC

                                                Astertrin 250 EC

                                                Basma 200 EC

                                                Bravo 50 EC

                                                Crowen 113 EC

                                                Cyrux 50 EC

                                                Cypermax 100 EC

                                                Exocet 50 EC

                                                Hoky 30 EC

                                                Merci 30 EC

                                                Nurelle D 500/50 EC

                                                Pelle 50 EC

                                                Ripcord 5 EC

                                                Rizotin 100 EC

                                                Rizotin 40 WP

                                                Sancord 50 EC

                                                Sidamethrin 50 EC

                                                Yasithrin 30 EC

Zeta sipermetrin                   Fury 50 EC

Asetamiprid                           Amsipilan 20 SP

                                                Mospilan 30 EC

Gamma sihalotrin                Proaxis 15 CS

Lamda sihalotrin                  Granat 25 EC

                                                Hamador 25 EC

                                                Matador 25 CS

                                                Rolidor 25 EC

                                                Trigon

Buprofezin                            Applaud 100 EC

                                                Applaud 10 WP

Diafentiuron                         Pegasus 500 SC

Bensultap                              Bancol 50 WP

Siromazin                              Cyrrotex 75 SP

                                                Trigard 75 WP

                                                Guntur 75 WP

Tiametoksam                         Actara 25 WG

Diflubenzuron                          Solano 25 WP

Flufenoksuron                       Cascade 50 EC

Lufenuron                             Match 50 EC

Spinosad                               Tracer 120 SC

Bacillus thuringiensis            Agrisal WP

                                                Bactospeine WP

                                                Dipel WP

                                              &nbsN; Florbac FC

                                                Thuricide HP

                                                Turex WP

Fentin asetat                         Debesttan 60 WP

Kadusapos                            Rugby 10 G

Kumatetralil                          Racumin

6. SURFAKTAN:

Alkyl aril poliglikol eter        Agristick 400 L

                                                Citowett 105 AS

Minyak paraffin HVI 650     Tenac Sticker

Poli oksi etilen alkyl eter     Besmor 200 AS

Nonil fenol poli glikol eter  Sanvit 120 AS

Nonil fenol etoksietanol     Multistick 400 AS

Alkyl aril polietoksi               Dustik 210/210 E

alcohol, polietil akrilat

alkyl aril alkoksilat:  Apsa 800 WSC
asam oleat
alkyl aril poliglikol ester : Sellestol

7. ZAT PENGATUR TUMBUH :
Etefon : Ethrel 10 LS, Ethrel 2,5 LS, Prothepon 480 SL
Paklobutrazol : Cultar 250 SC, Goldstar 250 EC
Asam gibbrellat : Bigest 40 EC, Gibgro Progibb 20 SL
Natrium orto nitrofenol : Atonik 6,5 L
Natrium 5 nitroguaiakol : Dekamon 22,43 L

RODENTISIDA:
Brodifakum : Klerat RM-B, Petrokum 0,005 RB

MOLUSCUSIDA
Metaldehida : Siputox 5 G

maaf postingan belum sempurna
sumber : dari berbagai sumber